aku adalah aku

Rabu, 23 April 2008

istilah kepelatihan

ISTILAH DALAM KEPELATIHAN

Iwan Buana, S. Pd*

Untuk membantu mempermudah kepemimpinan dalam kepelatihan ada beberapa istilah yang perlu diletahui karena berhubungan dengan pengetahuan dasar-dasar kepelatihan antara lain:

Kepelatihan adalah suatu konsep tentang upaya pembinaan sumber daya manusia sdm untuk mencapai prestasi optimal dalam bidang khusus, pada konteks ini sasaran yang ingiun dicapai adalah prestasi dalam bidang olahraga.

Pelatih adalah suatu kegiatan yang merupakan upaya pembinaan sumber daya manusia untuk mencapai prestasi optimal dalam bidang olahraga

Pelatih adalah orang yang memberikan bimbingan serta tuntunan kepada atlet agar dapat tercapai prestasi yang optimal.

Melatih adalah aktifitas pelatih dalam menyiapkan dan menciptakan situasi lingkungan latihan sebaik mungkin dalam konteksnya dengan atlet dalam mentransformasikan pengetahuan dan keterampilan olahraga, sehingga terjadi proses berlatih secara efektif dan efisien untuk mencapai sasaran tujuan latihan pada saat itu.

Berlatih adalah suatu proses penyempurnaan kualitas atlet, yang dilakukan secara sadar untuk mencapai prestasi optimal, khususnya pada bidang olahraga dan memberikan keterampilan gerak secara ilmiah.

Atlet adalah orang yang menjadi obyek dalam kegiatan pelatihan cabang olahraga yang ditekuni

FUNGSI DAN PERAN PELATIH:

  1. Sebagai perencana (planner) dengan cara mengawali membuat program latihan baik jangka pendek dan jangka panjang.
  2. Sebagai seorang pemimpin (leader)semua tindak tanduk sebagai figure yang digugu dan ditiru, dan bilamana perlu mengadakan diskusi dengan atletnya
  3. Sebagai teman (friend);pada saat proses pelatihan seorang pelatih berlaku sebagai pemimpin, sedangkan pada saat diluar latihan seorang pelatih bertindak sebagai teman.
  4. Sebagai seorang yang selalumau belajar (learner); pelatih tidak boleh merasa puas dengan kemampuan yang dimiliki atletnya pada saat itu, namun secara aktif harus mengikuti dan mempelajari hal-hal yang baru, karena dengan belajar akan makin banyak hal yang diketahui
  5. Kewajaran; dalam memilih target seorang pelatih jangan memaksakan target yang muluk-muluk realistis dengan kemampuan atletnya.

TUGAS PELATIH:

  1. Mencari bibit atlet berbakat
  2. Menyusun rencana/ program latihan
  3. Melaksanakan kepelatihan
  4. Mengevaluasi latihan

TINGKAH LAKU PELATIH:

  1. Disiplin waktu
  2. Memiliki kesehatan jasmani yang baik
  3. Memiliki kesegaran jasmani yang tinggi
  4. Stabil dan matang (dewasa)
  5. Merupakan bagian dari atletnya.

KEPEMIMPINAN PELATIH YANG BAIK

Menurut Mc Kinney (1975) pelatih yang baik mempunyai kemampuan:

- Membantu atlet dalam mengaktuailisasikan potensinya

- Dalam membentuk tim didasarkan pada keterampilan individu yang telah diajarkan

- Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang seimbang

- Mampu menyesuaikan tingkat intelektual dengan keteram[pilan neuro maskuler atlitnya

- Mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dalam membentuk kondisi atlet

- Lebih mementingkan unsur pendidikan secara utuh, baru kemudian unsur kepelatihan

- Tidak menyukai kekalahan, namun tidak mencari kemenangan dengan berbagai cara yang tidak fair play

- Mempinyai kemampuan untuk mengendalikan diri kearah penyimpangan profesinya

- Mampu menyatakan bahwa keberhasilannya adalah kerja tim kepada media komunikasi

- Selalu disegani dan dihormati oleh atlet dan teman-temannya

- Memiliki dedikasi yang tinggi terhadap profesinya.

Semoga informasi yang singkat ini bermanfaat bagi para pelatih cabang ol;ahraga dalam melaksanakan tugas kepelatihan. Selamat berjuang

DAFTAR PUSTAKA

Mc Kinney 1975. What is a good coach, Lm 14 dalam the principles and problem of coaching, Illinois: charles C Thomas publisher.

Suhendro, A. 2001. dasar-dasar kepelatihan. Jakarta: pusat penerbit UT. Depdiknas

*penulis adalah guru penjas di SMPN 4 Pasuruan serta aktiv dalam perwasitan sepakbola di lingkup PENGDA JATIM.

Selasa, 22 April 2008

artikel Olahraga tennes lapangan

OLAHRAGA TENIS, JANGAN LUPA LATIHAN FISIK

Artikel

Iwan Buana, S. Pd*

Olahraga tenis ternyata membutuhkan kondisi fisik yang kuat. Tanpa kesiapan yang memadai, cedera mudah terjadi. Kemampuan teknik pun kurang tertunjang. Bahkan, latihan bisa menjadi bumerang.

Di Indonesia tenis termasuk olahraga populer. Bahkan, merupakan salah satu cabang olahraga yang bisa mengangkat nama negara dalam kancah olahraga dunia melalui Yayuk Basuki, yang pernah mencapai peringkat ke-20-an dunia. Lagi pula, semua usia dapat melakukannya, asal secara fisik memungkinkan. Manfaatnya pun cukup besar. Dari banyak penelitian, diketahui, mereka yang melakukan latihan secara teratur, selain tubuh yang bugar, tekanan darah, denyut nadi, dan hasil pemeriksaan EKG pada jantung mereka juga lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah melakukan latihan.

Sayangnya, banyak di antara pemain minim dalam pengetahuan soal bekal fisik yang harus dipenuhi seorang pemain tenis. Akibatnya prestasinya kurang berkembang.

Bila dikelompokkan, tenis termasuk kelompok olahraga keras. Cabang olahraga yang dimainkan dua atau empat orang ini adalah aktivitas gerak – berhenti – gerak – berhenti. Melihat aktivitas tersebut, mereka yang menderita gangguan pada organ jantungnya tidak dianjurkan memainkan cabang olah raga ini. Pasalnya, beban jantung pada olah raga ini cukup berat. Bahkan, tak jarang denyut nadi pemain bisa melampaui denyut nadi maksimal.

Aktivitas tidak teratur dalam olah raga ini memerlukan energi fisik yang besar. Pada waktu reli-reli panjang, rata-rata penggunaan kalorinya 1.700 kalori per jam. Ketika lari-lari untuk pukulan volley atau smash dekat net butuh 4.000 kalori per jam. Saat sprint atau lari cepat untuk mengamankan pertahanannya, perlu energi kurang lebih 9.000 kalori per jam.

Kebutuhan fisiologis alias faali pemain, baik di lapangan berpermukaan keras, gravel, aspal, rumput atau rumput sintetis, lebih kurang sama dengan semua cabang olah raga lari dan aktivitas fisik yang dilakukan sebentar-bentar. Kalau diperhatikan betul, ternyata gerakan pada tenis dilakukan dan didukung banyak otot. Oleh karena itu, persyaratan untuk belajar tenis adalah kekuatan fisik yang cukup, pengetahuan tentang cara melakukan latihan, kemampuan melakukan gerakan, serta koordinasi badan dan anggota badan untuk mengendalikan gerakan akurat. Jantung dan peredaran darah, serta sistem pernapasan harus memberikan suplai darah, yang banyak mengandung oksigen, ke seluruh badan.

1. Mencegah cedera

Dibandingkan dengan olahraga lain pada umumnya, kejadian cedera akut pada olahraga tenis sangat rendah. Memang, dapat terjadi patah tulang atau fraktur pada tulang selangka, lengan, atau kaki. Tapi itu terjadi karena terjatuh dan lebih sering terjadi pada pemain tua.

Kejadian cedera sering menimpa tendo, ligamen, atau otot. Terjadinya pada lutut, pergelangan kaki, bahu, siku, dan pergelangan tangan. Cedera dapat pula terjadi pada tendo achiles ketika pemain melakukan hiperfleksi (membengkokkan kaki secara mendadak).

Cedera pada pergelangan kaki sering juga terjadi dan sakitnya sering kali terjadi pada sepertiga bagian bawah daerah tulang kering, yang sering disebut shin splint. Pencegahan terbaiknya adalah dengan pemantapan kondisi kaki, misalnya dengan cara lompat tali.

Kejang-kejang pada otot-otot, yang biasanya terjadi di kaki, dapat disebabkan kecapaian, kurang garam, kurang vitamin C, kurang kalsium, atau tidak cukup pemanasan. Pencegahan terbaik adalah pemantapan kondisi dengan cara pemanasan yang cukup disertai dengan peregangan otot.

Cedera yang semula akut dapat menjadi kronis bila terjadi berulang kali. Misalnya tennis elbow (rasa nyeri pada sendi siku bagian samping) yang nampaknya banyak dialami pemain dan sering menimpa setelah usia pemain 30 tahun. Biasanya disebabkan antara lain oleh perubahan raket yang digunakan secara mendadak dan lebih berat. Atau, senar raket terlalu kencang. Dapat pula akibat ukuran grip/pegangan raket kurang cocok, terlalu besar atau terlalu kecil. Bahkan, bisa pula karena bola yang menjadi lebih berat karena bermain di lapangan outdoor (luar gedung) dalam keadaan hujan/gerimis. Karenanya, pemilihan raket perlu dilakukan secara cermat, ketegangan senarnya tepat, dan ukuran gripnya cocok dengan ukuran tangan kita.

Bila terjadi cedera, sebaiknya tidak diurut di tempat cedera, melainkan segera berobat ke dokter spesialis ilmu kedokteran olah raga.

Pencegahan cedera yang baik, tentu saja dengan melakukan pemanasan yang cukup. Lalu, dilanjutkan dengan pendinginan. Setelah itu barulah olahraga tenis bisa dilakukan.

Pemanasan dilakukan dengan lari-lari kecil sekitar 5 menit. Kemudian kita lakukan pemanasan khusus yaitu mempersiapkan otot-otot yang paling besar mendapat beban dalam permainan tenis. Misalnya otot bahu. Otot ini banyak berperan untuk pukulan forehand. Pada pukulan ini ayunan ke belakang mulai dengan menggeser berat badan ke belakang pada kaki kanan. Lengan diangkat oleh otot bahu bagian belakang dan tengah. Gerakan ke belakang dilakukan oleh otot teres minor dan infraspinatus. Otot trisep (lengan bagian belakang) membantu menahan siku tetap lurus. Ayunan ke depan kemudian dilakukan oleh otot bahu bagian depan, otot dada, dan otot korakobrakhialis. Tingginya ayunan dikendalikan oleh otot-otot bahu bagian tengah.

Pemanasan terhadap semua otot diakhiri dengan peregangan, terutama peregangan pada bahu, pergelangan tangan, dan lengan. Peregangan ini dapat meningkatkan dan mempertahankan kelenturan daerah-daerah tersebut.

2. Perlu dilengkapi aerobik

Faktor sangat penting lainnya, yang perlu diperhatikan pemain tenis, adalah kekuatan otot. Otot-otot itu di antaranya otot-otot bahu, lengan, dan kaki. Sebagai contoh, dalam boks Menguatkan Otot Bahu kita bisa belajar cara-cara menguatkan otot-otot bahu. Tentu, otot-otot lain juga berlu dikuatkan dengan latihan-latihan beban.

Yang tak kalah pentingnya, dalam olahraga tenis sangat diperlukan kelincahan kaki pula, untuk bergerak ke depan, ke belakang, maupun ke samping. Cara latihan menguatkan dan memperbaiki kelincahan kaki cukup banyak. Sekadar contoh, dalam boks Melatih Kelincahan Kaki dibahas dua macam cara untuk melatih kelincahan kaki agar dapat dengan mudah bergerak cepat ke segala arah.

Sayangnya, banyak penggemar tenis tidak suka melakukan latihan fisik agar dapat menunjang teknik permainan. Biasanya, kita hanya melakukan latihan-latihan teknik. Padahal, dengan latihan fisik kemampuan kita bermain tenis akan meningkat.

“Supaya bisa melakukan olahraga tenis hingga usia lanjut, sebaiknya latihan dilengkapi dengan olahraga aerobik seperti jalan cepat, bersepeda, dan renang. Latihan aerobik ini akan memperkuat jantung, sehingga ketika kelak berusia lanjut kita bisa tetap berolahraga tenis tanpa membahayakan diri. Latihan tenis juga harus dilakukan secara teratur dengan frekuensi 3 – 5 kali seminggu, agar jantung tetap terlatih. Latihan yang mendadak keras setelah lama, umpamanya sebulan, tidak latihan akan membahayakan kita.” (dr. Sadoso Sumosardjuno, Sp. KO.)

Kurikulum Bola Basket

KURIKULUM PROGRAM LATIHAN KHUSUS

CLUB BOLA BASKET SMP NEGERI 4 PASURUAN

Iwan Buana, S. Pd*

A. RASIONAL

Program latihan khusus Club Bola Basket SMP Negeri 4 Pasuruan ini dikembangkan dengan adanya suatu pemikiran dan kesadaran akan (1) pentingnya suatu prestasi dalam olahraga yang didukunng oleh latihan-latihan dan kesehatan para atllet serta memiliki landasan keilmuan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan (2) adanya suatu perbaikan dan penyempurnaan kurikulum program latihan khusus Club Bola Basket SMP Negeri 4 Pasuruan (3) pentingnya tenaga pelatih yang profesional yang dapat melaksanakan kurikulum program latihan Bola Basket yang efektif dan efisien masih terbatas (4) dengan adanya kurikulum program latihan khusus Club Bola Basket SMP Negeri 4 Pasuruan ini diharapkan dapat menghasilkan atlet-atlet berbakat yang berprestasi.

Dengan adanya permasalah tersebut, maka untuk mengatasinya perlu dilaksanakan suatu kurikulum program latihan bola basket dimana seorang pelatih memiliki peranan yang sangat penting demi tercapainya suatu latihan yang maksimal.

B. TUJUAN

Tujuan kurikulum program latihan khusus bola basket ini adalah untuk menghasilkan atlet-atlet berbakat yang berprestasi dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan yang dapat diterapkan pada suatu permainan atau pertandingan yang sebenarnya.

C. KOMPETENSI LULUSAN

Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka seorang atlet diharapkan dapat memiliki kompetensi lulusan sebagai berikut:

(1) aspek kognitif: mempunyai pengetahuan tentang olahraga khususnya olahraga bola basket, serta dapat melaksanakan dan mengevaluasi program latihan teknik dan taktik.

(2) Aspek psikomotor: memiliki keterampilan yang dapat di terapakan atau di laksanakan serta dapat mengevaluasi program latihan teknik dan taktik.

(3) Pembentukan aspek sikap: meliputi kepribadian, kepemimpinan, disiplin dan sportivitas.

D. STUKTUR PROGRAM LATIHAN

Untuk mewujudkan kompetensi-kompetensi di atas perlu disusun suatu program latihan yang memiliki tujuan-tujuan tersendiri.

No Materi Tahap

1. Latihan fisik a. daya tahan (endurance)

b. kecepatan (Speed)

c. kelincahan (Egility)

d. daya ledak (Power)

e. kekuatan (Stregth)

f. kelentukan (Flexibility)

2. Teknik a. passing

b. dribbling

c. shooting

d. catching

3. Taktik/ strategi a. pola pertahanan

b. pola penyerangan

E. DESKRIPSI PROGRAM LATIHAN

1. Latihan fisik

a. Daya tahan (Endurance)

Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu lama, tanpa mengalami kelelahan yang berarti, atau berlebihan. Pengukuran daya tahan meliputi pengukuran daya tahan otot dan pengukuran daya tahan kardiovaskuler.

a. daya tahan otot adalah kemampuan otot dalam menerapkan tenaga yang sub maksimal secara berulang-ulang, atau meneruskan kontraksi otot untuk beberapa periode waktu. Untuk mengukur daya tahan otot terdiri dari: tes push-up, tes sit-up, tes pull-up, tes chest raise, tes squat-jump, tes bench press.

b. Kecepatan (Speed)

Kecepatan adalah kemampuan penampilan gerak dengan periode waktu yang pendek. Pengukuran kecepatan terdiri dari: tes lari 40 meter atau 50 meter, tes kecepatan reaksi tangan(hand reaction test).

c. Kelincahan (Egility)

kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah denagn cepat pada waktu bergerak dalam kecepatan yang tinggi. Tes yang digunakan untuk mengukur kecepatan, terdiri dari: tes shuttle-run 6x10 meter, tes right boemerang run, tes jogging run.

d. Daya ledak (Power)

Daya ledak adalah perpaduan atau kombinasi antara kekuatan dan kecepatan untuk mengatasi beban atau tahanan dengan kecepatan kontraksi otot yang tinggi. Tes yang digunakan untuk menguku daya ledak, terdiri dari: tes daya ledak lengan dan bahu (two hand medicine ball put test), tes daya ledak kedua tungkai (vertical jump test), tes standing broad jump.

e. Kekuatan (Strength)

Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Tes yang digunakan untuk mengukur kekuatan terdiri dari: tes kekuatan pegangan (hand dynamometer), tes kekuatan lengan (bench prees), tes kekukatan otot perut (the cur-up test), tes kekuatan tungkai/ lutut (leg dynamometer), tes kekuatan pinggang/ togok (back dynamometer).

f. Kelentukan (Flexibility)

Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi dan gerakan kelentukan dipengaruhi oleh lastis tidaknya otot-otot, tendon dan ligamen. Tes yang digunakan untuk mengukur kelentukan adalah: tes kelentukan togok (Sit ang Reach test), trunk flexibility test.

2. Teknik

a. passing

b. dribbling

Dribbling adalah gerak memantulkan bola kelantai dengan satu tangan, baik pada saat pemain sedang berdiri di tempat maupun bergerak.

c. Shooting

Shooting adalah keahlian yang sangat penting di dalam olahraga bola basket.

d. catching

3. Taktik/ strategi

a. pola pertahanan

b. pola penyerangan

F. PROGRAM LATIHAN

PROGRAM :

KLUB :

PERSIAPAN :